By Dana Anwari. Orang beruntung adalah orang yang tidak menjual kebahagiaannya di akhirat dengan memanfaatkan ilmu sihir jahat yang menjerumuskannya ke neraka.
Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syaitan-setan pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir), hanya setan-setan itulah yang kafir (mengerjakan sihir).
Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat di negeri Babil yaitu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorang pun sebelum mengatakan: “Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir”.
Maka mereka mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dengan sihir itu, mereka dapat menceraikan antara seorang (suami) dengan istrinya. Dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudarat dengan sihirnya kepada seorang pun kecuali dengan izin Allah. Dan mereka mempelajari sesuatu yang memberi mudarat kepadanya dan tidak memberi manfaat. Demi, sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa barangsiapa yang menukarnya (kitab Allah) dengan sihir itu, tiadalah baginya keuntungan di akhirat dan amat jahatlah perbuatan mereka menjual dirinya dengan sihir, kalau mereka mengetahui. (QS Al Baqarah:102)
They followed what the Shayâtîn (devils) gave out (falsely of the magic) in the lifetime of Sulaimân. Sulaimân did not disbelieve, but the Shayâtîn (devils) disbelieved, teaching men magic and such things that came down at Babylon to the two angels, Hârût and Mârût, but neither of these two (angels) taught anyone (such things) till they had said, "We are only for trial, so disbelieve not (by learning this magic from us)." And from these (angels) people learn that by which they cause separation between man and his wife, but they could not thus harm anyone except by Allâh’s Leave. And they learn that which harms them and profits them not. And indeed they knew that the buyers of it (magic) would have no share in the Hereafter. And how bad indeed was that for which they sold their ownselves, if they but knew.
http://sukseswaktu.blogspot.com
*
Shalat, penyembahan kepada Allah Yang Satu, Tuhan yang tanpa sekutu adalah
bukti takwa yang nomor satu
-
*Mengapa hanya menyembah Tuhan Allah saja? *
Karena hanya Tuhan Allah saja yang memiliki ke-Maha Besar-an, dan tiada
tuhan lain yang mampu menyekutukan-Nya....
No comments:
Post a Comment